Temukan aktivitas menarik di

Klungkung

Pulau ini menawarkan berbagai destinasi wisata alam yang menarik. Salah satunya yang terkenal adalah Pantai Kelingking, yang baru saja dinobatkan sebagai pantai paling Instagrammable di dunia.

Our Brochures

Download Now

Full Day Tour Nusa Penida Timur
Liburan Seru di Nusa Penida dengan Atraksi Barong dan Keris Dance di Desa Batunu...
Kolam Renang Bidadari di Destinasi Wisata Angels Billabong Nusa Penida
Merasakan Sensasi Terjun Bebas Terbaik Di Blue Lagoon Cliff Jump Nusa Penida Bal...
Melihat Pesona Keindahan Pantai Crystal Bay Nusa Penida, Sebagai Destinasi Wisat...
Rumah Bawah Tanah, Gala-gala Underground House di Nusa Penida Bali
5 Hal Unik Yang Membuat Anda Harus Berwisata Ke Goa Giri Putri Nusa Penida
Obyek Wisata Kelingking Beach Nusa Penida Bali
Manta Bay Nusa Penida Tempat Diving dan Snorkeling Terbaik di Dunia
5 Pesona Pantai Atuh Nusa Penida Bali Yang Instagramble

Pada masa kerajaan, Klungkung menjadi pusat pemerintahan raja-raja Bali. Ida I Dewa Agung Jambe adalah Pendiri Kerajaan Klungkung tahun 1686 dan merupakan penerus Dinasti Gelgel. Pada waktu itu, Kerajaan Gelgel merupakan pusat kerajaan di Bali dan masa keemasan kerajaan ini tercipta pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong. Raja Klungkung adalah pewaris langsung dan keturunan dari Dinasti Kresna Kepakisan. Karenanya, sejarah Klungkung berhubungan erat dengan raja-raja yang memerintah di Samprangan dan Gelgel.

Pada tahun 1650, terjadi pemberontakan oleh seorang Perdana Menteri Kerajaan bernama I Gusti Agung Maruti yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Gelgel yang pada saat itu diperintah Dalem Di Made. Gusti Agung Maruti mengambil alih Kerajaan tersebut dari tangan Dalem Di Made raja terakhir yang memerintah kerajaan Gelgel. Pada waktu itu Dalem Di Made menyelamatkan diri dengan mengungsi ke Desa Guliang di wilayah Kerajaan Bangli. Salah seorang Putranya, Ida I Dewa Agung Jambe, kemudian berhasil merebut kembali kerajaan Gelgel dari cengkraman I Gusti Agung Maruti pada tahun 1686 M. Sejak itu Gelgel tidak lagi sebagai tempat kerajaan. Di daerah utara dari Gelgel, yang kemudian dinamai Klungkung, disitulah kemudian Ida I Dewa Agung Jambe mendirikan Istana tempat tinggal. Istana ini kemudian dinamakan Semarapura atau Semarajaya. Sejak itu gelar “Dalem” tidak lagi dipergunakan bagi raja- raja yang memerintah di Kerajaan Klungkung. Gelar yang disandang secara turun–temurun oleh raja – raja Klungkung disebut “Dewa Agung”.

Selama pemerintahan Dinasti Kepakisan di Bali, terjadi dua kali perpindahan pusat kerajaan (tahun 1350-1908):

Kerajaan Klungkung Bali telah berhasil mencapai punjak kejayaan dan keemasannya dalam bidang pemerintahan, adat dan seni budaya pada abad ke 14 – 17 di bawah kekuasaan Dalem Waturenggong dengan pusat kerajaan di Keraton Gelgel – Swecapura memiliki wilayah kekuasaan sampai Lombok dan Blambangan. Terjadinya perang Puputan Klungkung ketika pusat kerajaan Klungkung sudah berada di keraton Semarapura.

Beberapa raja telah memerintah secara turun – temurun di Kerajaan klungkung, dan yang terakhir adalah Ida I Dewa Agung Gede Jambe (Ida I Dewa Agung Putra IV), nama yang sama dengan nama raja yang telah mendirikan Kerajaan Klungkung. Kerajaan Klungkung tidak bertahan lama, wilayah kerajaan terbelah menjadi kerajaan-kerajaan kecil seperti kerajaan Badung, Gianyar, Karangasem, Buleleng, Bangli, Tabanan, Jembrana, Denpasar dan kerajaan Klungkung sendiri.

Pada masa pemerintahan raja Klungkung terakhir yaitu Ida I Dewa Agung Gede Jambe, pada tanggal 28 April 1908, terjadi suatu peristiwa yang menggemparkan di Kerajaan Klungkung. Serdadu Belanda dibawah Komando Jenderal M.B.Rost Van Tonningen telah melakukan serangan terhadap Kerajaan Klungkung. Raja Ida I Dewa Agung Jambe dengan disertai para Bahudanda (Pembesar Kerajaan) dan segenap rakyatnya yang setia berupaya melakukan perlawanan yang gigih terhadap serangan pasukan Belanda tersebut, namun sia–sia. Raja bersama dengan pengikutnya gugur di medan Puputan. Sedangkan di pihak Belanda walaupun ada juga beberapa yang tewas dan luka–luka, tapi tidak berarti apa–apa bagi keutuhan pasukan Belanda, namun cukup memberikan pukulan psikologis terhadap Belanda. Kejadian itu dikenal sebagai “Puputan Klungkung”. Sejak itu Kerajaan Klungkung menjadi jajahan Belanda.

Full Day Tour Nusa Penida Timur
5/5
Mulai Rp.
550
1,-